Sabtu, Juli 10, 2010

Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Mengembangkan Keterampilan Generik dan Berpikir Kritis Siswa


Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh jarangnya pemanfaatan komputer pada pembelajaran biologi di tingkat SMP. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan quasi experiment yang melibatkan 44 orang siswa yang belajar menggunakan ilustrasi animasi serta video dan 44 orang siswa lainnya belajar menggunakan dengan ilustrasi statis. Dari data tes awal dan tes akhir yang dianalisis oleh uji Z dua pihak, diperoleh hasil bahwa siswa yang belajar dengan memanfaatkan ilustrasi animasi dan video unggul secara signifikan dalam keterampilan generik dan berpikir kritis. Sekolah yang memiliki sarana komputer yang memadai hendaknya memaksimalkan pemanfaatan komputer dalam berbagai kegiatan pembelajaran agar siswa menjadi lebih akrab dengan tombol-tombol pengoperasian.
Kata kunci: Multimedia Interaktif, Ilustrasi Animasi dan Video, Ilustrasi Statis, Keterampilan Generik, Berpikir Kritis.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan studi pendahuluan di dua SMP di kota Cimahi, diketahui bahwa komputer jarang dipergunakan dalam pembelajaran biologi. Jarangnya penggunaan komputer dalam pembelajaran di kelas, dapat disebabkan oleh kekurangmampuan guru dalam mengoperasikan program-program komputer (Priyono, 2004). Di sisi lain, guru sebagai fasilitator dan kreator kegiatan pembelajaran diamanatkan oleh Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 40 Ayat 2 untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
Suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat diwujudkan dengan memanfaatkan multimedia komputer dalam pembelajaran (Universitas Negeri Jakarta, 2005). Jenis multimedia yang dianjurkan dipergunakan dalam pembelajaran adalah multimedia interaktif (MMI). MMI memiliki beberapa elemen penting, yaitu gambar diam dan gambar bergerak (animasi dan video) (Reiber, 1994 dalam Nurtjahjawilasa, 2004; Chia, 2003). Animasi dan video dianggap lebih istimewa karena memiliki aspek dinamis sehingga lebih dapat memvisualisasikan konsep-konsep yang abstrak dan sulit untuk dipraktekkan di kelas.
Sayangnya, selama ini banyak program multimedia pembelajaran dengan ilustrasi animasi hanya dirancang untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa (Meranti et al., 2007). Padahal pembelajaran di sekolah hendaknya mampu membekali siswa dengan berbagai kemampuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupannya di masa depan, dua diantaranya adalah keterampilan generik dan berpikir kritis yang termasuk kegiatan berpikir kompleks (Cohen 1971 dalam Costa, 1985; Hartono, 2006). Permasalahan yang begitu marak berkembang dalam beberapa dasawarsa terakhir ini di antaranya adalah mengenai reproduksi hewan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan pembelajaran reproduksi hewan berbasis MMI yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan generik dan berpikir kritis siswa.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan suatu permasalahan, yaitu, “Bagaimana perbandingan tingkat keterampilan generik dan berpikir kritis siswa kelas IX yang belajar menggunakan Program MMI Reproduksi Hewan dengan ilustrasi animasi dan video dengan siswa yang memanfaatkan Program MMI dengan ilustrasi statis?”

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat keterampilan generik dan berpikir kritis siswa kelas IX yang belajar menggunakan Program MMI dengan ilustrasi animasi dan video dengan siswa yang memanfaatkan Program MMI dengan ilustrasi statis.

4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi guru, hasil penelitian dapat memperkaya wawasan sehingga terpacu untuk turut meningkatkan keterampilan generik dan berpikir kritis siswa melalui MMI.
2. Siswa mengalami pembelajaran yang menyenangkan sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan dapat merangsang siswa untuk membangun konsepnya sendiri, pada akhirnya diharapkan keterampilan generik dan berpikir kritis siswa meningkat.


B. LANDASAN TEORITIS
Multimedia merupakan gabungan teks, suara, gambar, warna, animasi, dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) untuk dapat menyampaikan informasi sehingga pengguna dapat bernavigasi (The Florida Center for Instructional Technology University of South Florida, 2007). Multimedia dapat dibagi menjadi dua kategori (Sutopo, 2003; Ariasdi, 2008), yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga tampilan berjalan sekuensial sebagai garis lurus, contohnya TV dan film. Dalam multimedia interaktif (MMI), pengguna dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya atau mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. MMI memiliki beberapa elemen penting, yaitu, gambar diam dan gambar bergerak (animasi dan video) (Reiber, 1994 dalam Nurtjahjawilasa, 2004; Chia, 2003). Animasi dan video dapat menjadi media pembelajaran yang baik karena dapat memperlihatkan aspek-aspek yang dinamik sehingga siswa mampu membuat interpretasi yang benar. Tampilannya yang memikat dapat menarik perhatian siswa karena pada dasarnya manusia lebih menyukai sesuatu yang dinamis daripada statis (Rieber 1990 dalam Chan dan Black, 2005; Park dan Gittelman 1992 dalam Chan dan Black, 2005; Lowe, 2001; Nurtjahjawilasa, 2004; Suheri, 2006; Utami 2007).


C. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMPN Y Kota Cimahi. Sebanyak dua kelas dipilih secara acak dari sepuluh kelas IX yang ada. Masing-masing kelas terdiri atas 44 orang siswa. Oleh karena itu jenis penelitian yang dilakukan tergolong quasi experiment. Indikator keterampilan generik yang dikembangkan didasarkan pada indikator yang dikemukakan oleh Brotosiswoyo (2001), sedangkan indikator berpikir kritis didasarkan pada indikator dari Ennis (Costa, 1985). Pengumpulan data utama dilakukan melalui pelaksanaan tes awal dan akhir keterampilan generik berbentuk uraian, tes awal dan akhir berpikir kritis berbentuk pilihan ganda. Di antara tes tes awal dan tes akhir dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan program MMI.
Berikut merupakan visualisasi fertilisasi dengan ilustrasi animasi pada Program MMI animasi-video yang dirancang menggunakan software utama Macromedia Flash 8, Photoshop CS3, dan software pendukung lainnya.


Sedangkan tampilan materi fertilisasi yang dilengkapi dengan ilustrasi statis dalam software Microsoft Powerpoint dapat dilihat di bawah ini.

Desain pelaksanaan penelitian digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelas
Tes Awal
Perlakuan
Tes Akhir
Eksperimen
O
X1
O
Pembanding
O
X2
O
Keterangan:
O = Observed (tes awal dan tes akhir).
X1 = Penggunaan MMI menggunakan ilustrasi animasi dan video.
X2 = Penggunaan MMI menggunakan ilustrasi statis.


D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Keterampilan Generik Siswa
Di bawah ini merupakan statistik nilai keterampilan generik siswa di kedua kelas.



Gambar 1. Statistik Nilai Keterampilan Generik Siswa di Kedua Kelas
Berdasarkan hasil uji Z dua pihak terhadap rerata N-Gain di kedua kelas diketahui bahwa N-Gain siswa di kelas eksperimen unggul signifikan (α = 0,05). N-Gain siswa di kelas eksperimen termasuk kategori sedang, sedangkan N-Gain siswa di kelas eksperimen tergolong rendah. Melalui uji Z satu pihak diketahui pula bahwa ilustrasi animasi dan video efektif dan efisien dalam mengembangkan keterampilan generik siswa (α = 0,05). Berikut disajikan N-Gain siswa pada empat indikator keterampilan generik yang diukur.



Gambar 2. Rata-rata N-Gain Siswa pada Indikator yang Diukur
Peningkatan keterampilan generik siswa secara umum pada pembelajaran konsep Reproduksi Hewan menggunakan ilustrasi animasi dan video ini dapat terjadi karena siswa memiliki kesempatan untuk lebih menggunakan kemampuan berpikirnya. Hartono (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan generik merupakan pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa untuk aktif berpikir.
Animasi dan video mampu memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi materi ajar. Pembelajaran yang demikian memfasilitasi siswa untuk berpikir sistematis sesuai urutan kejadian didasarkan pada keteraturan fenomena (logical frame). Melalui urutan kejadian yang dipaparkan secara eksplisit, siswa dapat memahami mengapa sesuatu dapat terjadi dan apa akibat yang ditimbulkannya (causality) sehingga siswa dapat membuat generalisasi atau mengambil suatu kesimpulan (inferensia logika).
Namun perolehan rata-rata N-Gain siswa di kelas eksperimen masih tergolong sedang. Menurut Gibb (2001 dalam Rahman et al, 2007), untuk mengembangkan keterampilan generik memerlukan waktu yang lama, sekalipun sudah dilatihkan berulangkali hasilnya belum seluruhnya tergolong kategori tinggi.
Kemampuan siswa dalam membuat pemodelan menunjukkan rerata N-Gain yang rendah. Keterampilan siswa dalam memodelkan situasi-situasi ke dalam bentuk matematik, yaitu grafik termasuk dalam keterampilan komunikasi matematik (National Council of Teachers of Mathematics, 1989 dalam Putri, 2007). Selanjutnya juga dikemukakan bahwa pengetahuan awal (prior knowledge) siswa sebagai akibat proses belajar sebelumnya mempengaruhi kemampuan komunikasi matematik. Ketiadaan latihan pembuatan grafik yang benar menyebabkan keterampilan generik siswa untuk indikator pemodelan kurang berkembang.

2. Berpikir Kritis Siswa
Berikut disajikan statistik nilai berpikir kritis siswa di kedua kelas.



Gambar 3. Statistik Nilai Berpikir Kritis Siswa di Kedua Kelas
Berdasarkan hasil uji Z dua pihak terhadap nilai tes akhir, diketahui bahwa rata-rata nilai berpikir kritis siswa di kelas eksperimen unggul signifikan (α = 0,05). Hasil uji Z satu pihak terhadap N-Gain, membuktikan ilustrasi animasi dan video efektif dan efisien meningkatkan berpikir kritis siswa (α = 0,05). Berikut ditampilkan rata-rata nilai tes akhir siswa pada setiap indikator berpikir kritis yang diadopsi dari Ennis (1985 dalam Costa, 1985).



Gambar 4. Statistik Nilai Berpikir Kritis Siswa di Kedua Kelas
Siswa di kelas eksperimen unggul dalam tiga indikator, yaitu mencari alternatif, berpikiran terbuka, fokus pada sebuah pertanyaan, dan menganalisis argumen.
Lebih tingginya berpikir kritis siswa di kelas eksperimen yang belajar memakai ilustrasi animasi dan video ini sejalan dengan pendapat Uhlig (2002). Ia menyatakan bahwa berpikir kritis yang termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi memerlukan banyak sumber kognitif.
Animasi dan video terdiri atas informasi audio dan gambar dinamik. Kedua komponen tersebut mampu menyediakan muatan kognitif lebih banyak kepada pembelajar. Animasi dapat lebih menjelaskan, karena animasi menyediakan multiple visual dan perspektif konseptual terhadap materi subjek. Karakteristik-karakteristik tersebut mampu memperluas cakrawala berpikir siswa yang penting untuk meningkatkan berpikir kritis siswa (Bittner dan Tobin, 1998 dalam Simpson dan Courtney, 2001). Kendala yang menyebabkan siswa di kelas eksperimen mencapai nilai yang rendah pada indikator mencari alasan dikarenakan sedikitnya waktu yang tersedia untuk belajar.


E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Siswa yang belajar dengan memanfaatkan ilustrasi animasi dan video unggul secara signifikan dalam keterampilan generik dan berpikir kritis.

2. Saran
Sekolah yang memiliki sarana komputer yang memadai hendaknya memaksimalkan pemanfaatan komputer dalam berbagai kegiatan pembelajaran agar siswa menjadi lebih akrab dengan tombol-tombol pengoperasian sehingga kegiatan pembelajaran secara mandiri dengan menggunakan program komputer dapat berjalan lancar.



DAFTAR PUSTAKA
Brotosiswoyo, B. (2001). “Hakikat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi”, dalam Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI UT.
Chan, M. dan Black, J. (2005). When can animation improve learning? Some implications for human computer interaction and learning. [Online]. Tersedia: http://www.ilt.columbia.edu. Download:10 Mei 2008.
Chia, H. (2003). Perancangan dan Pembuatan Program Aplikasi Alkitab Multimedia. [Online]. Tersedia: http://digilib.petra.ac.id. Download: 4 Juni 2008.
Costa, A. (1985). Developing Minds. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Hartono. (2006). Pembelajaran Fisika Modern bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi IPA SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Lowe, R. (2001). Beyond “Eye-Candy”: Improving Learning with Animations. [Online]. Tersedia: http:// auc.uow.edu.au. Download: 10 Mei 2008.
Meranti, D. et al. (2007). “The Use of Computer Animation in Learning Process of Electrolysis Topic for Supporting Practical Activity to Improve Conceptual Understanding and Basic Skill of Scientific Work (BSSW)”. Makalah pada Seminar Internasional Pendidikan IPA I SPs UPI, Bandung.
Nurtjahjawilasa. (2004). Efektifitas Multimedia dalam Menunjang Pembelajaran. [Online]. Tersedia: www.pusdiklathut.com. Download: 26 Februari 2007.
Priyono, E. (2004, 28 Agustus). Muh. Saefudin Guru Berprestasi Tingkat Nasional. Suara Merdeka [Online], halaman 1. Tersedia: http://www.suaramerdeka.com. Download: 14 September 2007.
Putri, S. (2007). Pembelajaran Konsep Bakteriologi dan Virologi Berbasis Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Mahasiswa. Tesis IPA SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Rahman, T. et al. (2007). “Peran Praktikum dalam Membekali Kemampuan Generik pada Calon Guru”. Makalah pada Seminar Internasional Pendidikan IPA I SPs UPI, Bandung.
Simpson, E. dan Courtney, M. (2001). Critical Thinking in Nursing Education: A literature review. [Online]. Tersedia: http://eprints.qut.edu.au. Download: 4 Juni 2008.
Suheri, A. (2006). Animasi dalam Pembelajaran. Dalam Animasi dalam Pembelajaran [Online], Vol 2 (1), 7 halaman. Tersedia: http:// unsur.ac.id. Download: 2 Juni 2007.
The Florida Center for Instructional Technology University of South Florida. (2007). Multimedia in The Classroom. [Online]. Tersedia: http://fcit.usf.edu/multimedia/overview/overviewa.html. Download: 22 Mei 2007.
Uhlig, G. (2002). Teaching Critical Thinking Online. [Online]. Tersedia: http://www.freelibrary.com/2002/june.htm. Download: 28 Mei 2008.
Universitas Negeri Jakarta. (2005). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Multimedia dalam Pembelajaran.
[Online]. Tersedia: http://www.unj.ac.id Download: 5 Juni 2008.
Utami, D. (2007). Animasi dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.uny.ac.id. Download: 14 September 2007.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Agsains Tahun 2009

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Nice dispatch and this fill someone in on helped me alot in my college assignement. Thank you on your information.